Karakteristik Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam
Ilmu Kanuragan dan Tenaga Dalam, Ilmu Kebatinan, Ilmu Spiritual, Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam adalah sesuatu yang berdiri sendiri-sendiri dan memiliki kekuatannya sendiri-sendiri, tetapi bisa juga merupakan satu rangkaian kesatuan ilmu. Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam sifatnya luas, bukan saja bisa bersifat kebatinan dan spiritual, atau tenaga dalam, tetapi juga bisa melingkupi semua aspek dalam kehidupan manusia. Pada praktek yang umum, ilmu tenaga dalam, ilmu kebatinan dan ilmu spiritual seringkali tidak dapat dipisahkan dari ilmu gaib dan ilmu khodam, justru banyak yang melengkapinya dengan ilmu gaib dan ilmu khodam karena akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar daripada sebelumnya yang sendiri-sendiri.
Ada juga perguruan tenaga dalam yang mengolah pernafasan yang dikombinasikan dengan amalan-amalan ilmu gaib kesaktian. Biasanya dalam prakteknya hasilnya lebih kuat dibandingkan pelatihan tenaga dalam yang tidak menggunakan amalan gaib, tetapi seringkali kekuatan asli tenaga dalam orang yang bersangkutan tidak seberapa, yang lebih kuat adalah sugesti amalan gaibnya (bahkan sebenarnya dengan hanya mengandalkan sugesti ilmu gaib dan ilmu khodam saja mereka sudah bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang sama dengan perbuatan tenaga dalam, tidak perlu melatih tenaga dalam lagi).
Ada pembedaan antara ilmu sejati dengan ilmu yang menggunakan jasa mahluk gaib (khodam jin, dsb) dalam penggunaannya. Ilmu Tenaga Dalam, Kebatinan dan Spiritual, sejatinya menggunakan potensi kekuatan dari diri sendiri, yaitu kekuatan tenaga dalam, kekuatan batin dan kekuatan spiritual manusia sendiri. Sedangkan ilmu khodam menggunakan bantuan kekuatan dari mahluk gaib lain (khodam ilmu atau prewangan). Ilmu yang menggunakan kekuatan dari diri sendiri adalah yang disebut ilmu sejati, sedangkan yang menggunakan bantuan kekuatan lain disebut ilmu pinjaman, karena kekuatan ilmunya meminjam kekuatan gaib lain.
Sebenarnya, ilmu gaib dan ilmu khodam adalah juga bagian dari ilmu kebatinan. Dalam mengamalkan ilmu-ilmu tersebut juga digunakan kekuatan batin untuk mengsugesti amalan-amalan gaib dan mengsugesti kegaiban khodamnya. Tetapi biasanya tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam adalah murni untuk keberhasilan menguasai dan mempraktekkan keilmuan tersebut, bukan menjadi bagian dari olah kebatinan atau spiritual.
Tujuan utama orang-orang yang menekuni kebatinan adalah murni untuk penghayatan kebatinan, bukan untuk tujuan keilmuan gaib, tetapi kegaiban sukma mereka sebagai efek dari penghayatan kebatinan itu juga bisa digunakan untuk tujuan keilmuan gaib. Di antara mereka juga ada yang berkecimpung di bidang keilmuan kesaktian. Mereka juga menekuni olah kanuragan, tenaga dalam, dsb, dan setelah kegaiban sukma mereka disatukan dalam keilmuan kesaktian mereka, menyebabkan kekuatan keilmuan mereka menjadi tinggi. Kekuatan keilmuan gaib pada orang-orang tersebut terutama adalah berasal dari kegaiban sukma mereka, ditambah olah kanuragan, tenaga dalam, dan kekuatan sugesti keilmuan gaib dan khodam.
Sedangkan tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam biasanya adalah murni untuk keberhasilan menguasai / mempraktekkan keilmuannya tersebut, bukan dalam rangka penghayatan kebatinan dan spiritual. Sekalipun dalam pembelajarannya berlatar belakang kerohanian atau pun agama, tetapi kekuatan keilmuan gaib mereka terutama hanya dari kekuatan sugesti mereka pada amalan-amalan gaib dan kekuatan mereka mengsugesti kegaiban khodamnya.
Walaupun para praktisi ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali menyebut ilmu mereka sebagai ilmu batin atau ilmu kebatinan, tetapi karena adanya perbedaan-perbedaan dasar di atas, maka dalam tulisan ini dilakukan pembedaan antara keilmuan yang berdasarkan kebatinan dan spiritual dengan yang murni bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam. Sekalipun dilakukan pembedaan, perbedaan ilmu gaib dan ilmu khodam dengan ilmu kebatinan sangat tipis, karena semuanya berhubungan dengan kegaiban, dan di dalamnya juga ada mantra-mantra atau amalan-amalan gaib, puasa dan tirakat, sehingga pengertian dan istilah kebatinan, spiritual, ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali dianggap sama, walaupun sifat dasar keilmuannya berbeda.
Tetapi ada satu hal pokok yang menyebabkan keilmuan kebatinan berbeda dengan yang murni berupa ilmu gaib dan ilmu khodam, yaitu :
Pada orang-orang yang menekuni kebatinan, sugesti kebatinan mereka lebih ditujukan "ke dalam" (ke dalam batin sendiri), berupa penghayatan kebatinan yang juga menyentuh relung batin yang paling dalam, jiwanya, sukmanya, sehingga proses laku mereka "membangunkan" inner power, yaitu kekuatan dari batin, jiwa, sukma. Dan kekuatan kegaiban sukma mereka jelas berbeda dibandingkan orang-orang lain yang tidak menekuni kebatinan.
Sedangkan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, sugesti kebatinan mereka lebih banyak ditujukan "ke luar", yaitu difokuskan untuk keberhasilan mempraktekkan / mengsugesti amalan-amalan ilmu gaib dan mengsugesti kegaiban khodam mereka, sehingga tidak membangun apa yang ada "di dalam", yaitu kekuatan dari batin, jiwa, sukma. Walaupun proses laku mereka itu juga menambah kekuatan sukma mereka, tetapi tidak banyak.
Karena adanya perbedaan pokok di atas itulah, maka sekalipun para praktisi ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali menyebut keilmuan mereka sebagai ilmu batin / kebatinan, tetapi fakta-fakta di bawah ini akan membuktikan apakah keilmuan mereka benar merupakan ilmu batin / kebatinan.
Jika tidak mempunyai amalan ilmunya, atau tidak membacakan amalan ilmunya, atau lupa dengan amalan ilmunya, orang-orang yang menekuni penghayatan kebatinan tetap dapat melakukan keilmuan gaib dengan mengandalkan kemampuan mengsugesti kegaiban batin / sukma mereka (kekuatan niat dan kehendak). Sedangkan para praktisi ilmu gaib, kekuatan ilmunya ada pada kekuatan sugesti amalan ilmu dan mantra, sehingga tanpa amalan ilmu atau lupa dengan amalan ilmunya seringkali mereka tidak mampu berbuat apa-apa (apa yang harus disugestikan kalau tidak punya atau lupa pada bunyi mantranya). Namun praktisi ilmu khodam (dan yang mempunyai khodam pendamping), tanpa amalan ilmu atau lupa pada mantranya, kemampuan gaibnya tergantung pada khodamnya itu apakah akan tetap berinisiatif bertindak walaupun tidak dibacakan amalan ilmunya. Jika khodamnya itu tidak berbuat apa-apa, maka mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa.
Ilmu-ilmu dalam ilmu kebatinan dapat sama dengan ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam. Bedanya adalah pada sumber kekuatan ilmunya. Kegaiban yang dihasilkan dalam ilmu kebatinan berasal dari kegaiban sukmanya, ditambah dengan amalan-amalan, doa dan mantra sebagai sugesti yang menghasilkan kegaiban ilmu-ilmu kebatinan. Seandainya pun mereka memiliki khodam pendamping atau khodam ilmu, keberadaannya hanya sebagai penambah kekuatan ilmunya, kegaiban yang utama tetap berasal dari kekuatan kebatinannya.
Sedangkan kegaiban dari ilmu gaib dan ilmu khodam berasal dari kekuatan sugesti pada amalan-amalan, doa dan mantra, atau kekuatan kegaiban khodam ilmu saja, bukan dari kekuatan kebatinannya dan tidak didasarkan pada olah batin / sukma. Jenis laku prihatin, puasa dan tirakatnya pun berbeda antara yang dilakukan oleh orang-orang yang menekuni olah kebatinan dengan yang dilakukan oleh orang-orang yang menekuni olah ilmu gaib dan ilmu khodam (baca : Laku Prihatin dan Tirakat).
Dalam mengamalkan suatu amalan gaib, minimal ada 2 macam pendekatan sugesti dalam melakukannya :
Yang pertama adalah sugesti ilmu gaib dan ilmu khodam.
Dengan model pendekatan ini sugesti ditekankan pada bentuk dan bunyi amalan gaibnya, sehingga kalau amalan gaibnya salah, atau membacanya salah bunyinya, seringkali kegaibannya tidak bekerja, atau sekalipun bekerja, biasanya tidak besar kegaibannya.
Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam mendasarkan kekuatan ilmunya pada kemampuan mengsugesti amalan gaib / mantera, sehingga membacakan amalan gaibnya tidak boleh salah, dan tidak boleh lupa dengan bunyi amalannya (apa yang harus diwirid kalau lupa amalannya).
Karena fokusnya pada kemampuan mengsugesti amalan gaib, seringkali kegaiban yang terjadi tidak diketahui darimana asalnya, dari batinnya sendiri, dari khodam ilmu / pendamping, atau dari mahluk halus lain yang datang (juga tidak tahu mahluk halus yang datang itu apa, siapa, dan tendensinya baik atau tidak).
Yang kedua adalah sugesti kebatinan.
Dengan model pendekatan ini sugestinya bersifat "ke dalam", yaitu ke dalam batin sendiri, sukmanya sendiri, atau ditujukan kepada sosok-sosok gaib tertentu (khodam) yang menjadi tujuan amalan gaibnya. Dengan cara ini akan terjadi kontak rasa dan kontak batin antara kebatinannya dengan sosok-sosok tersebut, sehingga walaupun bunyi amalan gaibnya salah atau salah membaca amalannya, selama ia bisa bersugesti batin seperti itu, bisa kontak rasa dan batin, maka kegaibannya akan tetap bekerja, karena batinnya dan khodamnya mengerti maksud dan tujuan sugestinya.
Dengan sugesti kebatinan, kalau lupa bunyi amalannya, kita tetap bisa menjalankan ilmunya dengan cara mengsugesti batin kita sendiri, atau sambat saja kepada khodam ilmu / pendamping.
Dengan cara-cara kebatinan kita akan tahu sendiri kegaibannya berasal darimana, apakah berasal dari sukma kita sendiri, ataukah dari khodam ilmu / pendamping, khodam keris / jimat, atau dari mahluk halus lain. Jika berasal dari mahluk halus lain kita juga akan tahu apakah tendensinya baik atau tidak.
Untuk amalan keilmuan yang bersifat kejawen sebaiknya kita lakukan dengan sugesti kebatinan, dan adanya kembangan-kembangan dalam amalan gaibnya akan memperkaya sugesti kebatinan kita.
Jadi terhadap sebuah amalan gaib kita bisa menentukan apakah kita akan murni mengandalkan kekuatan mengsugesti mantera / amalan gaib, ataukah amalannya akan digunakan untuk mengsugestikan batin kita sendiri (menggerakkan kekuatan kebatinan), ataukah untuk mengsugesti khodam ilmu / pendamping.
Ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam dapat sama dengan ilmu-ilmu dalam ilmu kebatinan. Bedanya adalah pada sumber kekuatan ilmunya. Kegaiban yang dihasilkan dalam ilmu kebatinan berasal dari kekuatan sukmanya, ditambah dengan amalan-amalan, doa dan mantra sebagai sugesti yang menghasilkan kegaiban ilmu-ilmu kebatinan. Seandainya pun memiliki khodam pendamping atau khodam ilmu, keberadaan mereka hanya sebagai penambah kekuatan ilmunya, kegaiban yang utama tetap berasal dari kekuatan kebatinannya.
Salah satu kelebihan dalam olah kebatinan adalah adanya tahapan olah rasa dan sugesti, sehingga seseorang yang sudah menguasai ilmu rasa dan sugesti, maka dia akan dapat dengan mudah mengsugesti batinnya, dan membentuk / menyelaraskan sukmanya sesuai penghayatan pada ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bunyi mantranya. Dalam olah ilmu gaib dan ilmu khodam juga ada olah rasa dan sugesti, terutama ditujukan dalam rasa ketika mengsugesti suatu amalan ilmu gaib.
Pada orang-orang kebatinan, untuk memperkuat keilmuannya, orang tersebut harus memperdalam penghayatan dan kekuatan kebatinannya dan meningkatkan kepekaan rasa dan kemampuan sugestinya pada bentuk-bentuk keilmuan. Kekuatan sukmanya akan sejalan dengan kemampuannya mengsugesti sukmanya untuk menyatu dalam penghayatan kebatinannya. Untuk maksud itu para penganut kebatinan akan banyak melakukan perenungan-perenungan, laku tirakat dan puasa, menyepi, semadi, bahkan tapa brata.
Pada orang-orang kebatinan, secara kebatinan, seseorang tidak membutuhkan banyak amalan ilmu, tidak perlu mengkoleksi banyak amalan ilmu, karena yang paling utama adalah kemampuannya mengsugesti sukmanya dan pemahaman / penghayatan pada suatu bentuk keilmuan, tidak harus hapal bunyi mantranya, tetapi harus tahu isi / sifat bentuk dan tujuan keilmuannya. Mereka juga akan dengan mudah menciptakan ilmu-ilmu baru sesuai pemahaman dari ilham yang didapatnya. Dan bila menemukan / menerima suatu amalan ilmu baru, mereka akan dapat dengan seketika mengamalkannya sesuai tingkat kemampuannya mengsugesti sukmanya, walaupun tidak menerima transfer energi atau khodam.
Sedangkan pada orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, kegaiban keilmuannya berasal dari kekuatan sugesti pada amalan-amalan gaib, doa dan mantra, atau kekuatan mengsugesti kegaiban khodam ilmunya saja, bukan dari kekuatan kebatinannya, dan tidak didasarkan pada olah batin / sukma. Pada saat mengamalkan ilmunya, orang-orang itu harus hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya.
Karena bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam, mantra-mantra hanya akan bekerja dengan baik pada orang-orang yang mempunyai kekuatan sugesti pada amalannya, atau yang telah menerima khodam ilmunya atau transfer energi (diijazahkan). Bagi yang ingin belajar sendiri, belajar jarak jauh, yang masih kurang kuat sugesti pada amalannya, dan belum menerima transfer energi atau belum menerima khodam ilmunya, dengan usahanya sendiri membaca / mewirid suatu amalan ilmu biasanya tidak akan banyak berguna. Sekalipun ada kegaiban setelah membacanya, biasanya tidak besar kekuatannya. Karena itu untuk keberhasilannya penganut ilmu gaib dan ilmu khodam akan banyak bergantung pada guru yang memberi ilmu, dan untuk menambah keilmuannya mereka akan berusaha belajar kepada banyak guru dan mengkoleksi banyak amalan ilmu.
Dalam mengamalkan suatu amalan ilmu, misalnya amalan ilmu untuk kekuatan, pada seseorang yang menganut ilmu kebatinan, setelah ilmu tersebut diturunkan kepadanya, dalam penggunaannya orang tersebut masih harus menghayati isi dan arti amalan tersebut untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya supaya sukmanya dapat melakukan apa yang tersugesti dalam amalan ilmu tersebut. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan ilmu tersebut.
Karena bersifat kebatinan, maka dalam mengamalkannya seseorang harus menghayati isi dan arti amalan ilmu tersebut untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya supaya sukmanya dapat melakukan sesuai yang tersugesti dalam amalan ilmu tersebut. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan ilmu tersebut. Jadi yang utama harus dimiliki adalah kekuatan sukma dan kemampuan sugesti untuk menggerakkan kekuatan sukmanya menjalankan suatu ilmu. Ilmu itu akan bekerja sesuai penghayatan / sugesti seseorang pada jenis ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya. Dan sugesti ilmu itu perlu dilatih secara berkala supaya ketajaman / keselarasan sukmanya dengan ilmunya itu tidak melemah.
Amalan tersebut di atas (amalan ilmu yang sama), bila dilakukan oleh orang-orang yang menganut ilmu gaib dan ilmu khodam, setelah ilmu tersebut diturunkan kepadanya, maka orang tersebut hanya perlu keyakinan / sugesti bahwa kapan saja ilmu itu diamalkan, ilmu itu akan bekerja. Orang tersebut tidak mengandalkan kekuatan sukmanya, karena yang bekerja adalah kekuatan sugesti pada amalan / mantra dan khodamnya, bukan kekuatan sukmanya, hanya perlu mengsugesti dirinya bahwa ilmu itu akan bekerja kapan saja amalannya diamalkan. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sugestinya dan penyatuan dengan khodamnya. Dalam hal ini penerapan ilmu gaib dan ilmu khodam memiliki kelebihan kepraktisan dalam penggunaannya dibandingkan ilmu kebatinan, tetapi pada saat mengamalkannya, orang tersebut harus hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya.
Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam pada masa sekarang lebih mudah mendapatkannya dan seringkali tidak perlu didapatkan dengan cara berpuasa, laku prihatin, tirakat, dsb. Bahkan banyak yang menekuninya sebagai jalan pintas, karena prosesnya lebih mudah, tidak perlu puasa, tirakatan, dsb, dan seringkali hanya dilakukan melalui proses pengisian ilmu / transfer khodam dan energi, dan instan !, hanya perlu baca amalannya saja sudah langsung bisa dipraktekkan. Bahkan untuk memperoleh tenaga dalam tidak lagi perlu berlama-lama melakukan olah nafas. Dengan ilmu gaib atau ilmu khodam, seringkali cukup hanya dengan diminumkan air putih yang sudah diberi amalan tertentu seseorang sudah langsung bisa mempraktekkan ilmu tersebut (pembangkitan seketika). Instan! Langsung bisa dipraktekkan, bisa membuat orang mental, tubuh kebal senjata tajam, bisa mematahkan besi, dsb.
Tujuan dari dilakukannya pembedaan antara ilmu-ilmu kebatinan dengan yang asli ilmu gaib dan ilmu khodam adalah supaya kita dapat dengan benar membedakan pengertiannya, mengetahui sisi spiritualnya, dan mengetahui cara-cara untuk mengembangkannya atau untuk meningkatkan kualitas keilmuannya sesuai jenis keilmuan masing-masing yang digeluti.
Kelebihan ilmu kebatinan dan spiritual terhadap yang murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam terutama adalah pada kekuatan gaib batin dan sukma mereka yang biasanya jauh melebihi kekuatan gaib ilmu gaib dan ilmu khodam. Kegaiban batin dan sukma mereka juga menyebabkan mereka tidak bergantung pada adanya sosok khodam ilmu, karena kegaiban batin dan sukma mereka sendiri sudah menjadi "khodam" bagi mereka. Kelebihan lainnya adalah pada kemampuan olah rasa dan sugesti untuk menggerakkan kekuatan gaib batin dan sukma mereka untuk melakukan banyak kegaiban seperti dalam ilmu-ilmu gaib dan khodam. Kombinasi dari kekuatan kegaiban batin dan sukma mereka dan kemampuan olah rasa dan sugesti dapat mengantarkan mereka menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita, mengerti kegaiban hidup dan kegaiban alam.
Sedangkan kelemahan ilmu kebatinan dan spiritual terhadap yang murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam terutama adalah pada usaha yang lebih berat dalam mempelajari dan menekuninya, yang menyebabkan orang-orang menjadi tidak tertarik untuk menjalaninya. Kelemahan lainnya adalah kurangnya variasi dalam keilmuan gaib mereka dibandingkan yang dipelajari dalam ilmu gaib dan ilmu khodam, karena tujuan utama mereka biasanya bukan untuk mempraktekkan keilmuan gaib / khodam, tetapi untuk penghayatan kebatinan dan spiritual.
Kelebihan dari yang murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam terhadap ilmu kebatinan dan spiritual terutama adalah pada usaha yang lebih ringan dalam mempelajari dan menekuninya, yang menyebabkan orang-orang menjadi lebih tertarik untuk menjalaninya. Kelebihan lainnya adalah pada banyaknya variasi dalam keilmuan gaib mereka (banyaknya variasi amalan-amalan dan mantra) dan hasilnya bisa langsung dipraktekkan dan dipertunjukkan, karena tujuan mereka memang untuk keberhasilan menguasai dan mempraktekkan keilmuan gaib / khodam.
Sedangkan kelemahan utama ilmu gaib dan ilmu khodam terhadap ilmu kebatinan dan spiritual terutama adalah pada kekuatan ilmunya yang jauh lebih rendah (pada ilmu yang sejenis). Walaupun variasi ilmunya banyak, tetapi karena kekuatannya lebih rendah, biasanya kekuatan keilmuan mereka dapat dengan mudah dilunturkan keampuhannya (dan seringkali tidak dapat digunakan untuk menyerang orang-orang kebatinan dan spiritual).
Masing-masing jenis keilmuan mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Segala bentuk keilmuan batin / gaib akan sangat bergantung pada sumber kekuatan ilmunya dan perbendaharaan jenis ilmu. Untuk dapat menguasai suatu keilmuan secara sempurna dengan daya kekuatan yang tinggi seseorang juga harus mengenal sumber kekuatan keilmuannya, meningkatkan kekuatan ilmunya dan melengkapi kekurangannya.
Kemampuan untuk mengsugesti batin / sukma, kemampuan untuk bersugesti pada amalan gaib, dan kemampuan mengsugesti kegaiban khodamnya adalah hal-hal pokok yang harus dikuasai dalam keilmuan batin / gaib. Tetapi untuk meningkatkan kekuatan keilmuannya, jangan hanya berfokus pada praktek sugesti amalan ilmu gaib saja, sumber kekuatan ilmunya harus juga diketahui dan harus ditingkatkan kualitasnya supaya kekuatan keilmuannya menjadi tinggi.
Orang-orang yang menekuni ilmu gaib atau ilmu batin yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan batin / sukma (kebatinan dan spiritual), untuk meningkatkan kekuatan ilmunya, orang tersebut harus meningkatkan kekuatan batin / sukmanya dan penghayatan pada ilmunya, supaya ketika disugestikan untuk keilmuan tertentu, kekuatan ilmunya tinggi, dan menambah perbendaharaan jenis-jenis keilmuan gaib (menambah pengetahuan pada jenis-jenis ilmu dan amalan ilmu).
Orang-orang yang menekuni ilmu gaib atau ilmu batin yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan roh pancer dan sedulur papat, harus meningkatkan kekuatan dan ketajaman batin / sukma dan meningkatkan penyatuannya dengan kekuatan roh sedulur papatnya, supaya ketika disugestikan untuk keilmuan tertentu, kekuatan ilmunya tinggi.
Orang-orang yang menekuni keilmuan gaib yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan sugesti amalan gaib atau mantra, harus meningkatkan kekuatan sugestinya ( / konsentrasi), meningkatkan kekuatan kebatinannya, atau mencari mantra / amalan ilmu gaib yang lebih tinggi kekuatannya.
Orang-orang yang menekuni keilmuan gaib yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan khodam ilmu, harus meningkatkan kekuatan khodamnya (mencari sosok gaib lain yang lebih tinggi kekuatan gaibnya) dan meningkatkan kemampuan mengsugesti khodam ilmunya itu, atau mencari mantra / amalan gaib yang lebih tinggi kadar kekuatannya, supaya ketika disugestikan untuk keilmuan gaib tertentu, kekuatan ilmunya tinggi.
Seringkali kemampuan seseorang dalam ilmu gaib dan ilmu khodam menjadi suatu kebanggaan, menjadikan seseorang merasa hebat dan sakti, merasa mampu melakukan apa saja dengan ilmunya itu, dan seringkali keilmuan itu juga dipertunjukkan kepada orang lain, terutama kepada orang-orang awam.
Tetapi jarang ada manusia yang memiliki khodam ilmu atau khodam pendamping yang berkesaktian tinggi, karena kebanyakan orang belum sampai ilmunya untuk mengenal sosok gaib yang berkesaktian tinggi, karena semakin tinggi kesaktian sesosok mahluk halus biasanya juga semakin sulit untuk dilihat dan semakin sulit dideteksi keberadaannya. Karena itulah contoh gaib seperti Ibu Kanjeng Ratu Kidul sangat diagung-agungkan orang sebagai tokoh sakti dari alam gaib, padahal di alam gaib banyak sekali mahluk halus yang kesaktiannya berlipat-lipat di atas beliau yang Ibu Kanjeng Ratu Kidul sendiri pun harus berhati-hati dan menghindarinya. Itulah juga sebabnya para Wali dulu di Jawa, ilmu gaib dan ilmu khodamnya tidak dapat digunakan untuk berhadapan dengan orang-orang sakti tanah Jawa.
Kebanyakan orang yang memiliki ilmu khodam tidak mempermasalahkan tentang kesaktian khodamnya itu, karena keberadaan khodam itu hanya dikhususkan untuk pelaksanaan ilmu tertentu saja. Yang dianggap penting adalah khodam itu bekerja sesuai tujuan keberadaannya (pelaksanaan ilmu), tidak masalah khodam itu sakti atau tidak. Khodam itu akan dianggap ampuh jika ilmunya bekerja, sebaliknya suatu ilmu dan kodamnya pasti tidak akan dianggap ampuh jika ilmunya itu tidak bekerja.
Dalam praktek adu ilmu, contohnya adalah praktek yang biasa dilakukan dalam penanganan pengobatan santet / teluh dan pembersihan gaib. Biasanya suatu ilmu gaib dilawan dengan ilmu gaib lain yang setanding atau yang lebih tinggi. Ilmu pelet dilawan dengan ilmu penangkal pelet yang lebih tinggi. Ilmu teluh dilawan dengan ilmu penangkal teluh yang lebih tinggi. Amalan gaib dilawan dengan amalan gaib. Ajian dilawan dengan ajian. Mantra dilawan dengan mantra. Metode ini mengharuskan seseorang untuk mengkoleksi banyak ilmu yang tinggi-tinggi dan berguru kepada banyak guru.
Bagaimana kalau tidak punya ilmu penangkal yang lebih tinggi ?
Kemana lagi harus berguru ?
Sampai kapan harus terus berguru ?
Bagaimana kalau kemudian ilmu orang yang dilawannya itu berbalik menyerang dirinya ?
Akan lebih baik jika metode tersebut diganti. Ilmu tidak dilawan dengan ilmu. Ajian tidak dilawan dengan ajian. Mantra tidak dilawan dengan mantra. Metodenya diganti menjadi melawannya dengan kekuatan gaib atau khodam yang lebih tinggi. Dengan cara ini kita membersihkan ilmu lawan dengan kekuatan gaib / khodam yang lebih tinggi. Tidak peduli seberapa tinggi ilmu lawan, atau sekalipun ilmunya berlapis-lapis, bisa disapu bersih dengan kekuatan gaib / khodam yang lebih tinggi.
Dengan cara ini kita tidak membutuhkan banyak amalan, mantra dan ajian atau berguru kepada banyak guru. Yang kita butuhkan hanyalah satu amalan ilmu dan satu kekuatan gaib / khodam yang kuat untuk menyapu bersih ilmu lawan. Dan kekuatan gaib / khodam ini bisa melindungi kita, sehingga tidak diserang balik oleh ilmu lawan, dan khodam itu bisa kita gunakan juga untuk banyak keperluan. Hanya diperlukan tambahan usaha untuk mendapatkan kekuatan gaib / khodam yang kuat.
Khodam yang sakti diperlukan terutama untuk dimiliki oleh orang-orang yang sering mengadu ilmu, adu kesaktian, atau yang sering mempertunjukkan keilmuannya, yang sering pamer kesaktian, terutama di hadapan orang-orang awam, bisa ini bisa itu, bisa menundukkan ini bisa menundukkan itu, dsb. Khodam yang sakti diperlukan supaya ilmunya tidak mudah luntur ketika berhadapan atau ketika sedang berada di lingkungan gaib atau di lingkungan orang-orang berkhodam. Khodam yang sakti juga diperlukan untuk ilmu atau amalan gaib yang berfungsi untuk penjagaan gaib atau untuk pengobatan dan untuk mengusir roh-roh halus yang mengganggu (pembersihan gaib), karena khodamnya itu harus berhadapan dengan sosok-sosok halus lain.
Perlu diperhatikan, ada orang-orang tertentu yang bukan hanya memiliki ilmu berkhodam, tapi juga menguasai ilmu perkhodaman. Bagi mereka mudah saja melunturkan atau menghapuskan keilmuan seseorang dengan mengirimkan khodam yang lebih kuat atau memerintahkan khodam seseorang untuk pergi menghilang. Jadi dalam kasus ini bukan lagi adu ilmu, tapi terutama adalah adu khodam. Tapi untungnya, mereka biasanya memiliki kearifan yang tinggi, tidak mudah terpancing untuk pamer ilmu atau mengganggu / menghilangkan ilmu orang lain.
Jadi bagi yang hanya bisa main ilmu, atau khodamnya kurang kuat, maka ketika ada orang lain yang bukan bermaksud adu ilmu, tapi menyerang khodamnya, maka khodam yang lemah akan kalah sehingga ilmunya tidak lagi mempunyai kekuatan gaib (apalagi bila orang itu hanya bisa memainkan ilmu, tapi tidak bisa memainkan khodamnya).
Misalnya saja ada orang yang memiliki ilmu gaib / khodam untuk kekebalan, maka ketika kegaiban / khodam- nya itu diserang dan kalah, maka kekuatan ilmu kebalnya akan hilang. Jadi bukan ilmu kebalnya yang diserang dengan ilmu pukulan yang lebih kuat, tetapi kegaiban ilmunya yang dihilangkan. Begitu juga seseorang yang mempunyai ilmu khodam kesaktian pukulan. Ketika khodamnya itu dikalahkan atau bisa diperintahkan untuk pergi, maka kekuatan kesaktian pukulan orang itu akan hilang, hanya akan menjadi pukulan biasa yang hanya mengandalkan kekuatan fisik saja. Begitu juga bila kekuatan tenaga dalam seseorang dihilangkan, maka orang itu akan kehilangan tenaga dalamnya, menjadi seperti orang yang belum pernah belajar ilmu tenaga dalam. Atau khodam seseorang untuk pengasihan dan kerejekian (yang biasanya kekuatannya lemah), jika bisa ditundukkan, maka khodam itu bisa diperintahkan untuk pergi, atau bisa juga dibalik fungsinya, yang semula untuk pengasihan dan kerejekian, dibalik menjadi menutup jalan kerejekian dan membuat orangnya dijauhi dan dibenci oleh orang lain.
Itulah juga sebabnya seringkali dalam pertunjukkan debus atau sulap, dsb, kerap kali pemimpinnya berkata kepada para penonton supaya tidak mengganggu, karena mereka tidak bermaksud pamer atau unjuk kesaktian, tapi hanya sekedar menyajikan atraksi hiburan. Walaupun mungkin mereka juga memiliki kemampuan untuk melawan gangguan gaib, tetapi mereka sengaja merendahkan hati supaya atraksi mereka tidak diganggu.
Mereka yang tidak suka pamer ilmu biasanya tidak memiliki musuh, tidak memancing orang lain untuk bereaksi negatif, malahan mendatangkan rasa hormat orang lain yang datang untuk meminta pertolongan.
Orang-orang yang berilmu khodam, kebanyakan khodamnya kelasnya rendah, karena mereka tidak mengenal dan tidak mampu mendatangkan sosok gaib berkesaktian tinggi. Biasanya juga mereka tidak berfokus pada kekuatan khodamnya, tetapi pada amalan ilmunya dan keberhasilan mempraktekkan ilmunya. Selain itu juga jarang ada orang yang mampu mengukur kesaktian mahluk gaib. Tetapi jika mereka mampu mengukur kesaktian mahluk gaib dan mampu mengenal mahluk gaib berkesaktian tinggi, mungkin mereka juga dapat mendatangkannya sebagai khodamnya, seperti Begawan Abiyasa yang khodamnya adalah bangsa jin yang kesaktiannya setingkat buto (1000 kali kesaktian Ibu Ratu Kidul).
Ilmu gaib dan ilmu khodam sebaiknya jangan disombongkan di hadapan seseorang yang menekuni kebatinan dan spiritual. Orang-orang yang menekuni kebatinan dan spiritual, terutama kebatinan yang bersifat kesejatian diri, akan mengandalkan kekuatan dari dirinya sendiri, bukan dari gaib lain, sehingga akan menempa diri untuk bisa memiliki kekuatan dan kemampuan, menyelaraskan kebatinannya dengan penghayatan ke-maha-kuasa-an Tuhan, dan seringkali kekuatan keilmuan mereka menjadi jauh di atas kekuatan ilmu-ilmu gaib dan khodam kebanyakan orang yang menyelaraskan diri dengan roh-roh dan kegaiban duniawi. Selain diri mereka sendiri diliputi oleh suatu kegaiban yang tidak dapat ditembus oleh ilmu gaib, kegaiban mereka pun dapat menenggelamkan (menghapuskan) keampuhan ilmu gaib dan ilmu khodam (ilmu sihir dan guna-guna) dan berbagai macam bentuk serangan gaib.
Khodam Ilmu adalah suatu sosok mahluk halus, bisa dari jenis apa saja, yang tujuan keberadaannya khusus untuk melaksanakan ilmu gaib seseorang. Sosok mahluk halus itu bisa mendampingi si manusia (menjadi khodam pendamping) atau dipanggil / dihadirkan (ilmu hadiran) untuk diperintah melaksanakan perbuatan gaib tertentu.
Khodam pendamping adalah khodam dari suatu ilmu gaib atau sosok mahluk halus lain yang datang kepada seseorang dan menyertainya (mendampingi dan seringkali juga membantunya sehari-hari, sehingga keinginan-keinginan atau doa-doanya dan perkataannya menjadi terwujud).
Selain yang merupakan khodam ilmu dan khodam dari leluhur, khodam pendamping yang datang kepada seseorang seringkali tidak dengan sengaja didatangkan, tidak diundang dan tidak disadari keberadaannya. Seringkali khodam ini datang kepada seseorang yang tekun beribadah dan rajin berdoa / wirid. Biasanya seseorang yang tekun bersemadi, meditasi, zikir dan wirid, tubuhnya akan memancarkan energi tertentu dan pikirannya akan memancarkan gelombang tertentu. Pancaran energi dan gelombang pikiran inilah yang seringkali mengundang datangnya mahluk halus kepada seseorang, walaupun kedatangannya itu tidak sengaja diundang.
Bila khodam ini berasal dari mahluk gaib bergolongan putih, biasanya tidak akan mendatangkan kesulitan selama sesajinya terpenuhi. Sebaiknya jangan menerima khodam bangsa jin dari golongan hitam, karena akan cenderung menyesatkan dan akan menyulitkan dalam proses kematian.
Bagi anda pengguna ilmu khodam (dan yang memiliki khodam pendamping), sebaiknya berhati-hati dalam penggunaan ilmunya, juga berhati-hati dalam memilih jenis khodam ilmunya. Penggunaan jasa mahluk halus biasanya harus disertai dengan sesaji tertentu (kembang, telor ayam, minyak Arab, bakaran menyan / dupa, dsb) sebagai upah si mahluk halus karena sudah bekerja membantu anda, mewujudkan keinginan anda. Dalam mendapatkan ilmu khodam tersebut, sebaiknya ditanyakan kepada si pemberi ilmu, atau bertanya langsung kepada si khodam itu sendiri, kalau bisa, tentang semua persyaratan yang diminta oleh si khodam. Bila sesaji yang dimintanya tidak dipenuhi, atau anda lupa memberikannya, biasanya si khodam akan "menegur" anda dengan caranya sendiri. Dan sebaiknya jangan menerima khodam bangsa jin dari golongan hitam, karena akan menyesatkan anda atau akan menyulitkan anda dalam proses kematian.
Beberapa tulisan tentang khodam ilmu / pendamping sifat-sifatnya dan pengaruhnya terhadap manusia dapat dibaca di Penggolongan Mahluk Halus, Pengaruh Gaib thd Manusia, Roh Manusia (Lanjutan 1), dan KHODAM.
Ilmu Kanuragan dan Tenaga Dalam, Ilmu Kebatinan, Ilmu Spiritual, Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam adalah sesuatu yang berdiri sendiri-sendiri dan memiliki kekuatannya sendiri-sendiri, tetapi bisa juga merupakan satu rangkaian kesatuan ilmu. Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam sifatnya luas, bukan saja bisa bersifat kebatinan dan spiritual, atau tenaga dalam, tetapi juga bisa melingkupi semua aspek dalam kehidupan manusia. Pada praktek yang umum, ilmu tenaga dalam, ilmu kebatinan dan ilmu spiritual seringkali tidak dapat dipisahkan dari ilmu gaib dan ilmu khodam, justru banyak yang melengkapinya dengan ilmu gaib dan ilmu khodam karena akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar daripada sebelumnya yang sendiri-sendiri.
Ada juga perguruan tenaga dalam yang mengolah pernafasan yang dikombinasikan dengan amalan-amalan ilmu gaib kesaktian. Biasanya dalam prakteknya hasilnya lebih kuat dibandingkan pelatihan tenaga dalam yang tidak menggunakan amalan gaib, tetapi seringkali kekuatan asli tenaga dalam orang yang bersangkutan tidak seberapa, yang lebih kuat adalah sugesti amalan gaibnya (bahkan sebenarnya dengan hanya mengandalkan sugesti ilmu gaib dan ilmu khodam saja mereka sudah bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang sama dengan perbuatan tenaga dalam, tidak perlu melatih tenaga dalam lagi).
Ada pembedaan antara ilmu sejati dengan ilmu yang menggunakan jasa mahluk gaib (khodam jin, dsb) dalam penggunaannya. Ilmu Tenaga Dalam, Kebatinan dan Spiritual, sejatinya menggunakan potensi kekuatan dari diri sendiri, yaitu kekuatan tenaga dalam, kekuatan batin dan kekuatan spiritual manusia sendiri. Sedangkan ilmu khodam menggunakan bantuan kekuatan dari mahluk gaib lain (khodam ilmu atau prewangan). Ilmu yang menggunakan kekuatan dari diri sendiri adalah yang disebut ilmu sejati, sedangkan yang menggunakan bantuan kekuatan lain disebut ilmu pinjaman, karena kekuatan ilmunya meminjam kekuatan gaib lain.
Sebenarnya, ilmu gaib dan ilmu khodam adalah juga bagian dari ilmu kebatinan. Dalam mengamalkan ilmu-ilmu tersebut juga digunakan kekuatan batin untuk mengsugesti amalan-amalan gaib dan mengsugesti kegaiban khodamnya. Tetapi biasanya tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam adalah murni untuk keberhasilan menguasai dan mempraktekkan keilmuan tersebut, bukan menjadi bagian dari olah kebatinan atau spiritual.
Tujuan utama orang-orang yang menekuni kebatinan adalah murni untuk penghayatan kebatinan, bukan untuk tujuan keilmuan gaib, tetapi kegaiban sukma mereka sebagai efek dari penghayatan kebatinan itu juga bisa digunakan untuk tujuan keilmuan gaib. Di antara mereka juga ada yang berkecimpung di bidang keilmuan kesaktian. Mereka juga menekuni olah kanuragan, tenaga dalam, dsb, dan setelah kegaiban sukma mereka disatukan dalam keilmuan kesaktian mereka, menyebabkan kekuatan keilmuan mereka menjadi tinggi. Kekuatan keilmuan gaib pada orang-orang tersebut terutama adalah berasal dari kegaiban sukma mereka, ditambah olah kanuragan, tenaga dalam, dan kekuatan sugesti keilmuan gaib dan khodam.
Sedangkan tujuan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam biasanya adalah murni untuk keberhasilan menguasai / mempraktekkan keilmuannya tersebut, bukan dalam rangka penghayatan kebatinan dan spiritual. Sekalipun dalam pembelajarannya berlatar belakang kerohanian atau pun agama, tetapi kekuatan keilmuan gaib mereka terutama hanya dari kekuatan sugesti mereka pada amalan-amalan gaib dan kekuatan mereka mengsugesti kegaiban khodamnya.
Walaupun para praktisi ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali menyebut ilmu mereka sebagai ilmu batin atau ilmu kebatinan, tetapi karena adanya perbedaan-perbedaan dasar di atas, maka dalam tulisan ini dilakukan pembedaan antara keilmuan yang berdasarkan kebatinan dan spiritual dengan yang murni bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam. Sekalipun dilakukan pembedaan, perbedaan ilmu gaib dan ilmu khodam dengan ilmu kebatinan sangat tipis, karena semuanya berhubungan dengan kegaiban, dan di dalamnya juga ada mantra-mantra atau amalan-amalan gaib, puasa dan tirakat, sehingga pengertian dan istilah kebatinan, spiritual, ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali dianggap sama, walaupun sifat dasar keilmuannya berbeda.
Tetapi ada satu hal pokok yang menyebabkan keilmuan kebatinan berbeda dengan yang murni berupa ilmu gaib dan ilmu khodam, yaitu :
Pada orang-orang yang menekuni kebatinan, sugesti kebatinan mereka lebih ditujukan "ke dalam" (ke dalam batin sendiri), berupa penghayatan kebatinan yang juga menyentuh relung batin yang paling dalam, jiwanya, sukmanya, sehingga proses laku mereka "membangunkan" inner power, yaitu kekuatan dari batin, jiwa, sukma. Dan kekuatan kegaiban sukma mereka jelas berbeda dibandingkan orang-orang lain yang tidak menekuni kebatinan.
Sedangkan orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, sugesti kebatinan mereka lebih banyak ditujukan "ke luar", yaitu difokuskan untuk keberhasilan mempraktekkan / mengsugesti amalan-amalan ilmu gaib dan mengsugesti kegaiban khodam mereka, sehingga tidak membangun apa yang ada "di dalam", yaitu kekuatan dari batin, jiwa, sukma. Walaupun proses laku mereka itu juga menambah kekuatan sukma mereka, tetapi tidak banyak.
Karena adanya perbedaan pokok di atas itulah, maka sekalipun para praktisi ilmu gaib dan ilmu khodam seringkali menyebut keilmuan mereka sebagai ilmu batin / kebatinan, tetapi fakta-fakta di bawah ini akan membuktikan apakah keilmuan mereka benar merupakan ilmu batin / kebatinan.
Jika tidak mempunyai amalan ilmunya, atau tidak membacakan amalan ilmunya, atau lupa dengan amalan ilmunya, orang-orang yang menekuni penghayatan kebatinan tetap dapat melakukan keilmuan gaib dengan mengandalkan kemampuan mengsugesti kegaiban batin / sukma mereka (kekuatan niat dan kehendak). Sedangkan para praktisi ilmu gaib, kekuatan ilmunya ada pada kekuatan sugesti amalan ilmu dan mantra, sehingga tanpa amalan ilmu atau lupa dengan amalan ilmunya seringkali mereka tidak mampu berbuat apa-apa (apa yang harus disugestikan kalau tidak punya atau lupa pada bunyi mantranya). Namun praktisi ilmu khodam (dan yang mempunyai khodam pendamping), tanpa amalan ilmu atau lupa pada mantranya, kemampuan gaibnya tergantung pada khodamnya itu apakah akan tetap berinisiatif bertindak walaupun tidak dibacakan amalan ilmunya. Jika khodamnya itu tidak berbuat apa-apa, maka mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa.
Ilmu-ilmu dalam ilmu kebatinan dapat sama dengan ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam. Bedanya adalah pada sumber kekuatan ilmunya. Kegaiban yang dihasilkan dalam ilmu kebatinan berasal dari kegaiban sukmanya, ditambah dengan amalan-amalan, doa dan mantra sebagai sugesti yang menghasilkan kegaiban ilmu-ilmu kebatinan. Seandainya pun mereka memiliki khodam pendamping atau khodam ilmu, keberadaannya hanya sebagai penambah kekuatan ilmunya, kegaiban yang utama tetap berasal dari kekuatan kebatinannya.
Sedangkan kegaiban dari ilmu gaib dan ilmu khodam berasal dari kekuatan sugesti pada amalan-amalan, doa dan mantra, atau kekuatan kegaiban khodam ilmu saja, bukan dari kekuatan kebatinannya dan tidak didasarkan pada olah batin / sukma. Jenis laku prihatin, puasa dan tirakatnya pun berbeda antara yang dilakukan oleh orang-orang yang menekuni olah kebatinan dengan yang dilakukan oleh orang-orang yang menekuni olah ilmu gaib dan ilmu khodam (baca : Laku Prihatin dan Tirakat).
Dalam mengamalkan suatu amalan gaib, minimal ada 2 macam pendekatan sugesti dalam melakukannya :
Yang pertama adalah sugesti ilmu gaib dan ilmu khodam.
Dengan model pendekatan ini sugesti ditekankan pada bentuk dan bunyi amalan gaibnya, sehingga kalau amalan gaibnya salah, atau membacanya salah bunyinya, seringkali kegaibannya tidak bekerja, atau sekalipun bekerja, biasanya tidak besar kegaibannya.
Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam mendasarkan kekuatan ilmunya pada kemampuan mengsugesti amalan gaib / mantera, sehingga membacakan amalan gaibnya tidak boleh salah, dan tidak boleh lupa dengan bunyi amalannya (apa yang harus diwirid kalau lupa amalannya).
Karena fokusnya pada kemampuan mengsugesti amalan gaib, seringkali kegaiban yang terjadi tidak diketahui darimana asalnya, dari batinnya sendiri, dari khodam ilmu / pendamping, atau dari mahluk halus lain yang datang (juga tidak tahu mahluk halus yang datang itu apa, siapa, dan tendensinya baik atau tidak).
Yang kedua adalah sugesti kebatinan.
Dengan model pendekatan ini sugestinya bersifat "ke dalam", yaitu ke dalam batin sendiri, sukmanya sendiri, atau ditujukan kepada sosok-sosok gaib tertentu (khodam) yang menjadi tujuan amalan gaibnya. Dengan cara ini akan terjadi kontak rasa dan kontak batin antara kebatinannya dengan sosok-sosok tersebut, sehingga walaupun bunyi amalan gaibnya salah atau salah membaca amalannya, selama ia bisa bersugesti batin seperti itu, bisa kontak rasa dan batin, maka kegaibannya akan tetap bekerja, karena batinnya dan khodamnya mengerti maksud dan tujuan sugestinya.
Dengan sugesti kebatinan, kalau lupa bunyi amalannya, kita tetap bisa menjalankan ilmunya dengan cara mengsugesti batin kita sendiri, atau sambat saja kepada khodam ilmu / pendamping.
Dengan cara-cara kebatinan kita akan tahu sendiri kegaibannya berasal darimana, apakah berasal dari sukma kita sendiri, ataukah dari khodam ilmu / pendamping, khodam keris / jimat, atau dari mahluk halus lain. Jika berasal dari mahluk halus lain kita juga akan tahu apakah tendensinya baik atau tidak.
Untuk amalan keilmuan yang bersifat kejawen sebaiknya kita lakukan dengan sugesti kebatinan, dan adanya kembangan-kembangan dalam amalan gaibnya akan memperkaya sugesti kebatinan kita.
Jadi terhadap sebuah amalan gaib kita bisa menentukan apakah kita akan murni mengandalkan kekuatan mengsugesti mantera / amalan gaib, ataukah amalannya akan digunakan untuk mengsugestikan batin kita sendiri (menggerakkan kekuatan kebatinan), ataukah untuk mengsugesti khodam ilmu / pendamping.
Ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam dapat sama dengan ilmu-ilmu dalam ilmu kebatinan. Bedanya adalah pada sumber kekuatan ilmunya. Kegaiban yang dihasilkan dalam ilmu kebatinan berasal dari kekuatan sukmanya, ditambah dengan amalan-amalan, doa dan mantra sebagai sugesti yang menghasilkan kegaiban ilmu-ilmu kebatinan. Seandainya pun memiliki khodam pendamping atau khodam ilmu, keberadaan mereka hanya sebagai penambah kekuatan ilmunya, kegaiban yang utama tetap berasal dari kekuatan kebatinannya.
Salah satu kelebihan dalam olah kebatinan adalah adanya tahapan olah rasa dan sugesti, sehingga seseorang yang sudah menguasai ilmu rasa dan sugesti, maka dia akan dapat dengan mudah mengsugesti batinnya, dan membentuk / menyelaraskan sukmanya sesuai penghayatan pada ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bunyi mantranya. Dalam olah ilmu gaib dan ilmu khodam juga ada olah rasa dan sugesti, terutama ditujukan dalam rasa ketika mengsugesti suatu amalan ilmu gaib.
Pada orang-orang kebatinan, untuk memperkuat keilmuannya, orang tersebut harus memperdalam penghayatan dan kekuatan kebatinannya dan meningkatkan kepekaan rasa dan kemampuan sugestinya pada bentuk-bentuk keilmuan. Kekuatan sukmanya akan sejalan dengan kemampuannya mengsugesti sukmanya untuk menyatu dalam penghayatan kebatinannya. Untuk maksud itu para penganut kebatinan akan banyak melakukan perenungan-perenungan, laku tirakat dan puasa, menyepi, semadi, bahkan tapa brata.
Pada orang-orang kebatinan, secara kebatinan, seseorang tidak membutuhkan banyak amalan ilmu, tidak perlu mengkoleksi banyak amalan ilmu, karena yang paling utama adalah kemampuannya mengsugesti sukmanya dan pemahaman / penghayatan pada suatu bentuk keilmuan, tidak harus hapal bunyi mantranya, tetapi harus tahu isi / sifat bentuk dan tujuan keilmuannya. Mereka juga akan dengan mudah menciptakan ilmu-ilmu baru sesuai pemahaman dari ilham yang didapatnya. Dan bila menemukan / menerima suatu amalan ilmu baru, mereka akan dapat dengan seketika mengamalkannya sesuai tingkat kemampuannya mengsugesti sukmanya, walaupun tidak menerima transfer energi atau khodam.
Sedangkan pada orang-orang yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam, kegaiban keilmuannya berasal dari kekuatan sugesti pada amalan-amalan gaib, doa dan mantra, atau kekuatan mengsugesti kegaiban khodam ilmunya saja, bukan dari kekuatan kebatinannya, dan tidak didasarkan pada olah batin / sukma. Pada saat mengamalkan ilmunya, orang-orang itu harus hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya.
Karena bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam, mantra-mantra hanya akan bekerja dengan baik pada orang-orang yang mempunyai kekuatan sugesti pada amalannya, atau yang telah menerima khodam ilmunya atau transfer energi (diijazahkan). Bagi yang ingin belajar sendiri, belajar jarak jauh, yang masih kurang kuat sugesti pada amalannya, dan belum menerima transfer energi atau belum menerima khodam ilmunya, dengan usahanya sendiri membaca / mewirid suatu amalan ilmu biasanya tidak akan banyak berguna. Sekalipun ada kegaiban setelah membacanya, biasanya tidak besar kekuatannya. Karena itu untuk keberhasilannya penganut ilmu gaib dan ilmu khodam akan banyak bergantung pada guru yang memberi ilmu, dan untuk menambah keilmuannya mereka akan berusaha belajar kepada banyak guru dan mengkoleksi banyak amalan ilmu.
Dalam mengamalkan suatu amalan ilmu, misalnya amalan ilmu untuk kekuatan, pada seseorang yang menganut ilmu kebatinan, setelah ilmu tersebut diturunkan kepadanya, dalam penggunaannya orang tersebut masih harus menghayati isi dan arti amalan tersebut untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya supaya sukmanya dapat melakukan apa yang tersugesti dalam amalan ilmu tersebut. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan ilmu tersebut.
Karena bersifat kebatinan, maka dalam mengamalkannya seseorang harus menghayati isi dan arti amalan ilmu tersebut untuk menyelaraskan / mengsugesti batinnya supaya sukmanya dapat melakukan sesuai yang tersugesti dalam amalan ilmu tersebut. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sukmanya dan penghayatan / sugesti dirinya dalam mengamalkan ilmu tersebut. Jadi yang utama harus dimiliki adalah kekuatan sukma dan kemampuan sugesti untuk menggerakkan kekuatan sukmanya menjalankan suatu ilmu. Ilmu itu akan bekerja sesuai penghayatan / sugesti seseorang pada jenis ilmunya, walaupun tidak hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya. Dan sugesti ilmu itu perlu dilatih secara berkala supaya ketajaman / keselarasan sukmanya dengan ilmunya itu tidak melemah.
Amalan tersebut di atas (amalan ilmu yang sama), bila dilakukan oleh orang-orang yang menganut ilmu gaib dan ilmu khodam, setelah ilmu tersebut diturunkan kepadanya, maka orang tersebut hanya perlu keyakinan / sugesti bahwa kapan saja ilmu itu diamalkan, ilmu itu akan bekerja. Orang tersebut tidak mengandalkan kekuatan sukmanya, karena yang bekerja adalah kekuatan sugesti pada amalan / mantra dan khodamnya, bukan kekuatan sukmanya, hanya perlu mengsugesti dirinya bahwa ilmu itu akan bekerja kapan saja amalannya diamalkan. Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sugestinya dan penyatuan dengan khodamnya. Dalam hal ini penerapan ilmu gaib dan ilmu khodam memiliki kelebihan kepraktisan dalam penggunaannya dibandingkan ilmu kebatinan, tetapi pada saat mengamalkannya, orang tersebut harus hapal dengan bacaan mantra / amalan ilmunya.
Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam pada masa sekarang lebih mudah mendapatkannya dan seringkali tidak perlu didapatkan dengan cara berpuasa, laku prihatin, tirakat, dsb. Bahkan banyak yang menekuninya sebagai jalan pintas, karena prosesnya lebih mudah, tidak perlu puasa, tirakatan, dsb, dan seringkali hanya dilakukan melalui proses pengisian ilmu / transfer khodam dan energi, dan instan !, hanya perlu baca amalannya saja sudah langsung bisa dipraktekkan. Bahkan untuk memperoleh tenaga dalam tidak lagi perlu berlama-lama melakukan olah nafas. Dengan ilmu gaib atau ilmu khodam, seringkali cukup hanya dengan diminumkan air putih yang sudah diberi amalan tertentu seseorang sudah langsung bisa mempraktekkan ilmu tersebut (pembangkitan seketika). Instan! Langsung bisa dipraktekkan, bisa membuat orang mental, tubuh kebal senjata tajam, bisa mematahkan besi, dsb.
Tujuan dari dilakukannya pembedaan antara ilmu-ilmu kebatinan dengan yang asli ilmu gaib dan ilmu khodam adalah supaya kita dapat dengan benar membedakan pengertiannya, mengetahui sisi spiritualnya, dan mengetahui cara-cara untuk mengembangkannya atau untuk meningkatkan kualitas keilmuannya sesuai jenis keilmuan masing-masing yang digeluti.
Kelebihan ilmu kebatinan dan spiritual terhadap yang murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam terutama adalah pada kekuatan gaib batin dan sukma mereka yang biasanya jauh melebihi kekuatan gaib ilmu gaib dan ilmu khodam. Kegaiban batin dan sukma mereka juga menyebabkan mereka tidak bergantung pada adanya sosok khodam ilmu, karena kegaiban batin dan sukma mereka sendiri sudah menjadi "khodam" bagi mereka. Kelebihan lainnya adalah pada kemampuan olah rasa dan sugesti untuk menggerakkan kekuatan gaib batin dan sukma mereka untuk melakukan banyak kegaiban seperti dalam ilmu-ilmu gaib dan khodam. Kombinasi dari kekuatan kegaiban batin dan sukma mereka dan kemampuan olah rasa dan sugesti dapat mengantarkan mereka menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita, mengerti kegaiban hidup dan kegaiban alam.
Sedangkan kelemahan ilmu kebatinan dan spiritual terhadap yang murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam terutama adalah pada usaha yang lebih berat dalam mempelajari dan menekuninya, yang menyebabkan orang-orang menjadi tidak tertarik untuk menjalaninya. Kelemahan lainnya adalah kurangnya variasi dalam keilmuan gaib mereka dibandingkan yang dipelajari dalam ilmu gaib dan ilmu khodam, karena tujuan utama mereka biasanya bukan untuk mempraktekkan keilmuan gaib / khodam, tetapi untuk penghayatan kebatinan dan spiritual.
Kelebihan dari yang murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam terhadap ilmu kebatinan dan spiritual terutama adalah pada usaha yang lebih ringan dalam mempelajari dan menekuninya, yang menyebabkan orang-orang menjadi lebih tertarik untuk menjalaninya. Kelebihan lainnya adalah pada banyaknya variasi dalam keilmuan gaib mereka (banyaknya variasi amalan-amalan dan mantra) dan hasilnya bisa langsung dipraktekkan dan dipertunjukkan, karena tujuan mereka memang untuk keberhasilan menguasai dan mempraktekkan keilmuan gaib / khodam.
Sedangkan kelemahan utama ilmu gaib dan ilmu khodam terhadap ilmu kebatinan dan spiritual terutama adalah pada kekuatan ilmunya yang jauh lebih rendah (pada ilmu yang sejenis). Walaupun variasi ilmunya banyak, tetapi karena kekuatannya lebih rendah, biasanya kekuatan keilmuan mereka dapat dengan mudah dilunturkan keampuhannya (dan seringkali tidak dapat digunakan untuk menyerang orang-orang kebatinan dan spiritual).
Masing-masing jenis keilmuan mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Segala bentuk keilmuan batin / gaib akan sangat bergantung pada sumber kekuatan ilmunya dan perbendaharaan jenis ilmu. Untuk dapat menguasai suatu keilmuan secara sempurna dengan daya kekuatan yang tinggi seseorang juga harus mengenal sumber kekuatan keilmuannya, meningkatkan kekuatan ilmunya dan melengkapi kekurangannya.
Kemampuan untuk mengsugesti batin / sukma, kemampuan untuk bersugesti pada amalan gaib, dan kemampuan mengsugesti kegaiban khodamnya adalah hal-hal pokok yang harus dikuasai dalam keilmuan batin / gaib. Tetapi untuk meningkatkan kekuatan keilmuannya, jangan hanya berfokus pada praktek sugesti amalan ilmu gaib saja, sumber kekuatan ilmunya harus juga diketahui dan harus ditingkatkan kualitasnya supaya kekuatan keilmuannya menjadi tinggi.
Orang-orang yang menekuni ilmu gaib atau ilmu batin yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan batin / sukma (kebatinan dan spiritual), untuk meningkatkan kekuatan ilmunya, orang tersebut harus meningkatkan kekuatan batin / sukmanya dan penghayatan pada ilmunya, supaya ketika disugestikan untuk keilmuan tertentu, kekuatan ilmunya tinggi, dan menambah perbendaharaan jenis-jenis keilmuan gaib (menambah pengetahuan pada jenis-jenis ilmu dan amalan ilmu).
Orang-orang yang menekuni ilmu gaib atau ilmu batin yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan roh pancer dan sedulur papat, harus meningkatkan kekuatan dan ketajaman batin / sukma dan meningkatkan penyatuannya dengan kekuatan roh sedulur papatnya, supaya ketika disugestikan untuk keilmuan tertentu, kekuatan ilmunya tinggi.
Orang-orang yang menekuni keilmuan gaib yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan sugesti amalan gaib atau mantra, harus meningkatkan kekuatan sugestinya ( / konsentrasi), meningkatkan kekuatan kebatinannya, atau mencari mantra / amalan ilmu gaib yang lebih tinggi kekuatannya.
Orang-orang yang menekuni keilmuan gaib yang kegaibannya berdasarkan pada kekuatan khodam ilmu, harus meningkatkan kekuatan khodamnya (mencari sosok gaib lain yang lebih tinggi kekuatan gaibnya) dan meningkatkan kemampuan mengsugesti khodam ilmunya itu, atau mencari mantra / amalan gaib yang lebih tinggi kadar kekuatannya, supaya ketika disugestikan untuk keilmuan gaib tertentu, kekuatan ilmunya tinggi.
Seringkali kemampuan seseorang dalam ilmu gaib dan ilmu khodam menjadi suatu kebanggaan, menjadikan seseorang merasa hebat dan sakti, merasa mampu melakukan apa saja dengan ilmunya itu, dan seringkali keilmuan itu juga dipertunjukkan kepada orang lain, terutama kepada orang-orang awam.
Tetapi jarang ada manusia yang memiliki khodam ilmu atau khodam pendamping yang berkesaktian tinggi, karena kebanyakan orang belum sampai ilmunya untuk mengenal sosok gaib yang berkesaktian tinggi, karena semakin tinggi kesaktian sesosok mahluk halus biasanya juga semakin sulit untuk dilihat dan semakin sulit dideteksi keberadaannya. Karena itulah contoh gaib seperti Ibu Kanjeng Ratu Kidul sangat diagung-agungkan orang sebagai tokoh sakti dari alam gaib, padahal di alam gaib banyak sekali mahluk halus yang kesaktiannya berlipat-lipat di atas beliau yang Ibu Kanjeng Ratu Kidul sendiri pun harus berhati-hati dan menghindarinya. Itulah juga sebabnya para Wali dulu di Jawa, ilmu gaib dan ilmu khodamnya tidak dapat digunakan untuk berhadapan dengan orang-orang sakti tanah Jawa.
Kebanyakan orang yang memiliki ilmu khodam tidak mempermasalahkan tentang kesaktian khodamnya itu, karena keberadaan khodam itu hanya dikhususkan untuk pelaksanaan ilmu tertentu saja. Yang dianggap penting adalah khodam itu bekerja sesuai tujuan keberadaannya (pelaksanaan ilmu), tidak masalah khodam itu sakti atau tidak. Khodam itu akan dianggap ampuh jika ilmunya bekerja, sebaliknya suatu ilmu dan kodamnya pasti tidak akan dianggap ampuh jika ilmunya itu tidak bekerja.
Dalam praktek adu ilmu, contohnya adalah praktek yang biasa dilakukan dalam penanganan pengobatan santet / teluh dan pembersihan gaib. Biasanya suatu ilmu gaib dilawan dengan ilmu gaib lain yang setanding atau yang lebih tinggi. Ilmu pelet dilawan dengan ilmu penangkal pelet yang lebih tinggi. Ilmu teluh dilawan dengan ilmu penangkal teluh yang lebih tinggi. Amalan gaib dilawan dengan amalan gaib. Ajian dilawan dengan ajian. Mantra dilawan dengan mantra. Metode ini mengharuskan seseorang untuk mengkoleksi banyak ilmu yang tinggi-tinggi dan berguru kepada banyak guru.
Bagaimana kalau tidak punya ilmu penangkal yang lebih tinggi ?
Kemana lagi harus berguru ?
Sampai kapan harus terus berguru ?
Bagaimana kalau kemudian ilmu orang yang dilawannya itu berbalik menyerang dirinya ?
Akan lebih baik jika metode tersebut diganti. Ilmu tidak dilawan dengan ilmu. Ajian tidak dilawan dengan ajian. Mantra tidak dilawan dengan mantra. Metodenya diganti menjadi melawannya dengan kekuatan gaib atau khodam yang lebih tinggi. Dengan cara ini kita membersihkan ilmu lawan dengan kekuatan gaib / khodam yang lebih tinggi. Tidak peduli seberapa tinggi ilmu lawan, atau sekalipun ilmunya berlapis-lapis, bisa disapu bersih dengan kekuatan gaib / khodam yang lebih tinggi.
Dengan cara ini kita tidak membutuhkan banyak amalan, mantra dan ajian atau berguru kepada banyak guru. Yang kita butuhkan hanyalah satu amalan ilmu dan satu kekuatan gaib / khodam yang kuat untuk menyapu bersih ilmu lawan. Dan kekuatan gaib / khodam ini bisa melindungi kita, sehingga tidak diserang balik oleh ilmu lawan, dan khodam itu bisa kita gunakan juga untuk banyak keperluan. Hanya diperlukan tambahan usaha untuk mendapatkan kekuatan gaib / khodam yang kuat.
Khodam yang sakti diperlukan terutama untuk dimiliki oleh orang-orang yang sering mengadu ilmu, adu kesaktian, atau yang sering mempertunjukkan keilmuannya, yang sering pamer kesaktian, terutama di hadapan orang-orang awam, bisa ini bisa itu, bisa menundukkan ini bisa menundukkan itu, dsb. Khodam yang sakti diperlukan supaya ilmunya tidak mudah luntur ketika berhadapan atau ketika sedang berada di lingkungan gaib atau di lingkungan orang-orang berkhodam. Khodam yang sakti juga diperlukan untuk ilmu atau amalan gaib yang berfungsi untuk penjagaan gaib atau untuk pengobatan dan untuk mengusir roh-roh halus yang mengganggu (pembersihan gaib), karena khodamnya itu harus berhadapan dengan sosok-sosok halus lain.
Perlu diperhatikan, ada orang-orang tertentu yang bukan hanya memiliki ilmu berkhodam, tapi juga menguasai ilmu perkhodaman. Bagi mereka mudah saja melunturkan atau menghapuskan keilmuan seseorang dengan mengirimkan khodam yang lebih kuat atau memerintahkan khodam seseorang untuk pergi menghilang. Jadi dalam kasus ini bukan lagi adu ilmu, tapi terutama adalah adu khodam. Tapi untungnya, mereka biasanya memiliki kearifan yang tinggi, tidak mudah terpancing untuk pamer ilmu atau mengganggu / menghilangkan ilmu orang lain.
Jadi bagi yang hanya bisa main ilmu, atau khodamnya kurang kuat, maka ketika ada orang lain yang bukan bermaksud adu ilmu, tapi menyerang khodamnya, maka khodam yang lemah akan kalah sehingga ilmunya tidak lagi mempunyai kekuatan gaib (apalagi bila orang itu hanya bisa memainkan ilmu, tapi tidak bisa memainkan khodamnya).
Misalnya saja ada orang yang memiliki ilmu gaib / khodam untuk kekebalan, maka ketika kegaiban / khodam- nya itu diserang dan kalah, maka kekuatan ilmu kebalnya akan hilang. Jadi bukan ilmu kebalnya yang diserang dengan ilmu pukulan yang lebih kuat, tetapi kegaiban ilmunya yang dihilangkan. Begitu juga seseorang yang mempunyai ilmu khodam kesaktian pukulan. Ketika khodamnya itu dikalahkan atau bisa diperintahkan untuk pergi, maka kekuatan kesaktian pukulan orang itu akan hilang, hanya akan menjadi pukulan biasa yang hanya mengandalkan kekuatan fisik saja. Begitu juga bila kekuatan tenaga dalam seseorang dihilangkan, maka orang itu akan kehilangan tenaga dalamnya, menjadi seperti orang yang belum pernah belajar ilmu tenaga dalam. Atau khodam seseorang untuk pengasihan dan kerejekian (yang biasanya kekuatannya lemah), jika bisa ditundukkan, maka khodam itu bisa diperintahkan untuk pergi, atau bisa juga dibalik fungsinya, yang semula untuk pengasihan dan kerejekian, dibalik menjadi menutup jalan kerejekian dan membuat orangnya dijauhi dan dibenci oleh orang lain.
Itulah juga sebabnya seringkali dalam pertunjukkan debus atau sulap, dsb, kerap kali pemimpinnya berkata kepada para penonton supaya tidak mengganggu, karena mereka tidak bermaksud pamer atau unjuk kesaktian, tapi hanya sekedar menyajikan atraksi hiburan. Walaupun mungkin mereka juga memiliki kemampuan untuk melawan gangguan gaib, tetapi mereka sengaja merendahkan hati supaya atraksi mereka tidak diganggu.
Mereka yang tidak suka pamer ilmu biasanya tidak memiliki musuh, tidak memancing orang lain untuk bereaksi negatif, malahan mendatangkan rasa hormat orang lain yang datang untuk meminta pertolongan.
Orang-orang yang berilmu khodam, kebanyakan khodamnya kelasnya rendah, karena mereka tidak mengenal dan tidak mampu mendatangkan sosok gaib berkesaktian tinggi. Biasanya juga mereka tidak berfokus pada kekuatan khodamnya, tetapi pada amalan ilmunya dan keberhasilan mempraktekkan ilmunya. Selain itu juga jarang ada orang yang mampu mengukur kesaktian mahluk gaib. Tetapi jika mereka mampu mengukur kesaktian mahluk gaib dan mampu mengenal mahluk gaib berkesaktian tinggi, mungkin mereka juga dapat mendatangkannya sebagai khodamnya, seperti Begawan Abiyasa yang khodamnya adalah bangsa jin yang kesaktiannya setingkat buto (1000 kali kesaktian Ibu Ratu Kidul).
Ilmu gaib dan ilmu khodam sebaiknya jangan disombongkan di hadapan seseorang yang menekuni kebatinan dan spiritual. Orang-orang yang menekuni kebatinan dan spiritual, terutama kebatinan yang bersifat kesejatian diri, akan mengandalkan kekuatan dari dirinya sendiri, bukan dari gaib lain, sehingga akan menempa diri untuk bisa memiliki kekuatan dan kemampuan, menyelaraskan kebatinannya dengan penghayatan ke-maha-kuasa-an Tuhan, dan seringkali kekuatan keilmuan mereka menjadi jauh di atas kekuatan ilmu-ilmu gaib dan khodam kebanyakan orang yang menyelaraskan diri dengan roh-roh dan kegaiban duniawi. Selain diri mereka sendiri diliputi oleh suatu kegaiban yang tidak dapat ditembus oleh ilmu gaib, kegaiban mereka pun dapat menenggelamkan (menghapuskan) keampuhan ilmu gaib dan ilmu khodam (ilmu sihir dan guna-guna) dan berbagai macam bentuk serangan gaib.
Khodam Ilmu adalah suatu sosok mahluk halus, bisa dari jenis apa saja, yang tujuan keberadaannya khusus untuk melaksanakan ilmu gaib seseorang. Sosok mahluk halus itu bisa mendampingi si manusia (menjadi khodam pendamping) atau dipanggil / dihadirkan (ilmu hadiran) untuk diperintah melaksanakan perbuatan gaib tertentu.
Khodam pendamping adalah khodam dari suatu ilmu gaib atau sosok mahluk halus lain yang datang kepada seseorang dan menyertainya (mendampingi dan seringkali juga membantunya sehari-hari, sehingga keinginan-keinginan atau doa-doanya dan perkataannya menjadi terwujud).
Selain yang merupakan khodam ilmu dan khodam dari leluhur, khodam pendamping yang datang kepada seseorang seringkali tidak dengan sengaja didatangkan, tidak diundang dan tidak disadari keberadaannya. Seringkali khodam ini datang kepada seseorang yang tekun beribadah dan rajin berdoa / wirid. Biasanya seseorang yang tekun bersemadi, meditasi, zikir dan wirid, tubuhnya akan memancarkan energi tertentu dan pikirannya akan memancarkan gelombang tertentu. Pancaran energi dan gelombang pikiran inilah yang seringkali mengundang datangnya mahluk halus kepada seseorang, walaupun kedatangannya itu tidak sengaja diundang.
Bila khodam ini berasal dari mahluk gaib bergolongan putih, biasanya tidak akan mendatangkan kesulitan selama sesajinya terpenuhi. Sebaiknya jangan menerima khodam bangsa jin dari golongan hitam, karena akan cenderung menyesatkan dan akan menyulitkan dalam proses kematian.
Bagi anda pengguna ilmu khodam (dan yang memiliki khodam pendamping), sebaiknya berhati-hati dalam penggunaan ilmunya, juga berhati-hati dalam memilih jenis khodam ilmunya. Penggunaan jasa mahluk halus biasanya harus disertai dengan sesaji tertentu (kembang, telor ayam, minyak Arab, bakaran menyan / dupa, dsb) sebagai upah si mahluk halus karena sudah bekerja membantu anda, mewujudkan keinginan anda. Dalam mendapatkan ilmu khodam tersebut, sebaiknya ditanyakan kepada si pemberi ilmu, atau bertanya langsung kepada si khodam itu sendiri, kalau bisa, tentang semua persyaratan yang diminta oleh si khodam. Bila sesaji yang dimintanya tidak dipenuhi, atau anda lupa memberikannya, biasanya si khodam akan "menegur" anda dengan caranya sendiri. Dan sebaiknya jangan menerima khodam bangsa jin dari golongan hitam, karena akan menyesatkan anda atau akan menyulitkan anda dalam proses kematian.
Beberapa tulisan tentang khodam ilmu / pendamping sifat-sifatnya dan pengaruhnya terhadap manusia dapat dibaca di Penggolongan Mahluk Halus, Pengaruh Gaib thd Manusia, Roh Manusia (Lanjutan 1), dan KHODAM.
Posting Komentar